Uji validitas yang akan digunakan dengan menggunakan teknik korelasi point biserial, seperti dijelaskan dalam Brown (1988,p.150) koefisien korelasi point biserial adalah ukuran statistik yang digunakan untuk mengestimasi tingkat hubungan antara data yang memiliki skala dikotomus dan yang memiliki skala interval/ratio. Dalam hal ini peneliti ingin meneliti tingat pengetahuan yang memiliki skala dikotomus dan total dari item yang berupa skor yang mana adalah berskala interval.
Untuk menghitung koefisien korelasi point biserial berikut merupakan formula yang digunakan:
r = koefisien korelasi point biserial
Mp= jumlah responden yang menjawab benar
Mq= jumlah responden yang menjawab salah
St= standar deviasi untuk semua item
P=proporsi responden yang menjawab benar
Q= proporsi responden yang menjawab benar
Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup “ tinggi ” sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00).
Menurut Friedenberg (1995) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item yang akan dimasukkan dalam alat test adalah item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya (validitasnya).