Cara pengolahan data kuesioner harus melewati berbagai tahap, mulai dari entri data ke dalam komputer lewat program SPSS atau cukup Excel, pengujian validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif sampai pengujian hipotesis. Berikut merupakan ulasannya:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hal yang membedakan antara cara pengolahan data kuesioner dengan data sekunder adalah uji validitas. Ketika kita melakukan penelitian dengan kuesioner maka kita perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner tersebut. Mengapa perlu dilakukan? karena kuesioner dibuat oleh peneliti sedangkan yang mengisi kuesioner adalah responden. Uji ini dilakukan untuk meminimalkan gap miss interpretasi dari kuesioner.
Kuesioner yang baik harus difahami dengan baik oleh responden sebagaimana pembuat kuesioner memahami. Kuesioner yang baik harus memiliki tingkat konsistensi jika diisi pada waktu yang berbeda.
Pada data sekunder, kita tidak perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas.
2. Entry Data
Setelah kuesioner terkumpul, anda memiliki tugas selanjutnya yaitu melakukan entri data dari kertas kuesioner ke dalam komputer. Software yang paling umum untuk
Entry data adalah excel. Tentunya excel sudah familiar diantara kita semua. Caranya bagaimana? Kita susun data dalam bentuk matriks. Baris untuk responden dan kolom untuk semua item. Pada baris entri lah mulai dari responden satu sampai responden sejumlah sampel anda. Sedangkan pada kolom, entri lah data berdasarkan item pertanyaan sejumlah pertanyaan dalam kuesioner.
Untuk pertanyaan tertutup yang harus anda entri adalah skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan anda. Misalnya jawaban pertanyaan kuesioner adalah sangat teruji = 5, setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Maka yang harus anda entry ke dalam kuesioner adalah skor tersebut.
Bagaimana jika ada ada pertanyaan negatif dalam kuesioner kita? Jika ada kondisi demikian, maka anda ubah skor 5 menjadi 1, 4 jadi 2 dan seterusnya.
3. Analisis Deksriptif
Hasil pengolahan data kuesioner sering ditampilkan dalam bentuk deskriptif. Apa saja tampilan yang cocok untuk data sekunder. Format distribusi frekuensi merupakan format yang ping umum untuk menampilkan data deskriptif distribusi frekuensi. Dal tampilan tersebut disajikan berapa jumlah responden yang menjawab setuju, berapa yang menjawab tidak setuju dan seterusnya.
Jika diperlukan kita juga dapat menampilkan ukuran statistik deskriptif lainnya dalam bentuk mean dan standar deviasi. Namun, perlu dicatat bahwa ketika kita menampilkan data ordinal dalam mean dan standar deviasi, sesungguhnya kita sedang memperlakukan data tersebut menjadi data numerik.
4. Pengujian Hipotesis
Apakah pada data kuesioner dapat dilakukan pengujian hipotesis? Jawabannya tentu saja. Sebetulnya, data kuesioner berskala likert merupakan data ordinal. Memang teknik statistik yang paling cocok adalah teknik non parametrik. Namun karena keterbatasan alat statistik dalam analisis non parametrik, ma kadang orang melakukan transformasi terlebih dahulu data tersebut dari data ordinal ke dalam skala numerik. Atau bahkan ada yang tidak melakukan transformasi terlebih dahulu, mereka langsing melakukan analisis parametrik seperti regresi, dengan menganggap data sudah berskala numerik.
Bermasalah di pengolahan data kuesioner? kontak kami di 081321898008